CIAMIS (Pelitaindo.News) – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Ciamis terus bergerak dalam percepatan penurunan/pencegahan Implementasi Gerakan Bersama Cegah Stunting khususnya di Kabupaten Ciamis.
Kabid Keluarga Berencana, Ketahanan, dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ciamis, Nonoy, S.Ag, M.Si, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, tahapan kegiatan GSM ini dimulai dari verifikasi dan validasi Keluarga Berstatus Stunting (KRS) setelah itu lalu dibuat suatu laporan data dengan bentuk geografis di tingkat Desa.
“Setelah verifikasi dan validasi data, kita membentuk tim dengan rakor tingkat Kecamatan atau saresehan juga sarasehan tingkat desa kemudian pendampingan ke sasaran oleh kader desa sehingga diketahui dari setiap sasaran ditemukan permasalahanya dan dibuat rekomendasi kemudian diimplementasikan untuk tindaklanjuti,” ungkapnya, Jumat (24/01/2025).
“Kemudian hasil gali informasi di lapangan Tim Investigasi tentang implementasi GERABAH STUNTING MANIS yang lokusnya berada di 5 lokasi di Kabupaten Ciamis, Berada di Kecamatan Cisaga, Kecamatan Sindangkasih, Panjalu, Lumbung dan Kecamatan Purwadadi,” imbuhnya.
Dikonfirmasi di Balai Penyuluhan KB kecamatan sindangkasih Drs. Roheman, M.M., sebagai kepala UPTD Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis, program GSM ini kami mengajak semua kepala desa dan bersinergi dengan kecamatan bergerak melakukan penanganan sesuai dengan aturan program yang diamanahkan ke pihak kami dari pihak dinas DP2KBP3A kabupaten ciamis untuk pencegahan stanting di wilayah.
“Kami dengan Tim GSM mendata dan memberikan edukasi dan intervensi untuk masyarakat demi tercapainya harapan dan tujuan dari program GSM,” ungkapnya.
Kepala DP2KBP3A Ciamis, Dr Dian Budiyana, M.Si., menjelaskan, Geraba Sunting Manais (GSM) adalah gerakan dalam menangani stunting harus bergerak terus demi pencapaian dan harapan lebih baik untuk generasi penerus anak bangsa yang lebih baik.
Menurutnya, mengenai gerakan stunting GSM awal pencegahan beresiko tinggi stunting ada empat target utama dan salah satunya calon pengantin (Catin), ibu pasca melahirkan dan ibu hamil berikut anak baru lahir (baduta). “Bentuk intervensi dengan memberikan nitrisi tambahan gizi seta meng edukasi terhadap mayarakat lebih pentingnya dan punya kesadaran betapa pentingnya tambahan asupan konsumsi makanan bergizi dan pola hidup sehat,” pungkasnya. (Nana S)
