INDRAMAYU (Pelitaindo.news) – Terkait kondisi rehab Jalan Pabean Ilir – Sp Totoran baru dibangun hitungan hari mengalami keretakan atau Pecah di beberapa titik, Pelaksana CV KSD Mahadika pihaknya mengakui gara-gara mengijinkan kendaraan truck soundsystem melintas.
Disampaikan oleh Hendri Fauzi, bahwa pecahnya pembetonan akibat adanya salah satu masyarakat setempat yang sedang mengadakan hajatan di area sekitar proyek.
“Seharusnya cor beton jalan itu belum saatnya dilewati mas,cuma ada salah satu masyarakat yang memaksa untuk bisa melewati, untuk kepentingan hajatan kala itu, Red,” kata Hendri Fauzi.
“Jadi itu imbas dari bolak-balik gerobak yang mengangkut soundsistem, kan itu bebanya lumayan berat, sekitar satu tonan lebih, tapi bersurat atas tembusan Wil hukum setempat,” ujar Hendri Fauzi, pada Jumat (06/10/2023).
Diberitakan sebelumnya, Proyek menelan biaya sebesar Rp963.389.000 (Sembilan ratus enam puluh tiga juta tiga ratus delapan puluh sembilan ribu rupiah) cor beton telah alami keretakan bahkan pecah menyebar ke beberapa titik atau deretan.
Salah satu warga setempat inisial K, yang menyoroti adanya temuan tersebut dan ia mengaku sangat aneh entah kenapa sebabnya?
“Itu mah bukan retak tapi pecah dan enggak tahu kenapa sebabnya?,” ujarnya kepada Wartawan, Rabu (04/10/2023).
Adapun untuk pelaksanaan, dilihat dari keterangan papan informasi kegiatan itu berasal dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Indramayu melalui CV. KSD Mahadika dengan waktu pelaksanaan 120 Hari Kalender. Sejak 14 Agustus sampai 11 Desember 2023.
Lebih Lanjut Hendri Fauzi menjelaskan, bahwa pihaknya akan segera memperbaiki kondisi jalan yang telah retak itu. “Akan kita perbaiki dengan menambalnya kembali mas, pakai cairan aspal,” tegasnya.
Sementara berita ini dua kali ditayangkan, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Indramayu, Asep Abdul Mukti, saat dilakukan upaya konfirmasi di kantornya pada Jumat (06/10/2023) dirinya tidak ada di kantornya, juga saat dihubungi melalui pesan singkat Via What’sApp ke nomor pribadinya dirinya terkesan mengabaikan, lebih memilih bungkam. (Sanaji)