UNGARAN (pelitaindo.news) – Program akselerasi baca Kitab kuning model Ibtidai bertujuan untuk mengembalikan ruh Pesantren di lembaga MDT (Madrasah Diniyah Takmiliyah). Lebih dari itu untuk mengurangi penggunaan modul berbahasa Indonesia sehingga ruh pesantren menjadi warna di Madin.
Dengan adanya program akselerasi baca Kitab kuning akan sangat bermanfaat terutama bagi guru Madin yang berlatarbelakang non Pesantren. Hal tersebut karena tidak semua guru Madin mengenyam pendidikan pesantren salaf yang berbasis kitab kuning. Demikian disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara kegiatan Akselerasi Baca Kitab Kuning Model Ibtidai, Hj Aini Sa’adah saat memberikan sambutan pada acara Pembukaan di Madin Al Mukhlisin Nyatnyono Kab Ungaran.
Ketua Tim MDT Kabid Pendidikan Diniyah dan Pontren Kanwil Kemenag Jawa Tengah menambahkan bahwa kegiatan ini sengaja di tempatkan di Madrasah Diniyah bertujuan agar kita semua bisa melihat salah satu potret Madrasah Diniyah di Jawa Tengah. Disamping itu untuk mengembalikan tradisi Madin dengan kesederhanaannya.
Dihadapkan peserta Akselerasi Baca Kitab Kuning Hj Aini menegaskan pentingnya kompetensi guru Madin memahami kitab kuning sebagai warisan ulama. Karena awal berdirinya Madin memakai Kitab kuning atau turos.
Pembukaan kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin 27 Nopember 2023 dihadiri oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Dr Wahid Arbani yang membuka acara tesebut atas nama Kepat Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah. Turut hadir mendampingi Kabag TU, Kabid PD Pontren H Amin Handoyo, Ketua Tim LPQ Bidang PD Pontren Hj Sri Fuah, Ketua DPW FKDT Jawa Tengah K.Abdul Rohman dan Wakil Sekjen DPP FKDT, Akhmad Sururi.
Dalam kesempatan tersebut Akhmad Sururi yang didapuk mewakili tuan rumah Ketua DPW FKDT Jawa Tengah menyampaikan terima kasih kepada Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah yang telah bersinergi dengan FKDT Jawa Tengah. “Sore ini kita berbahagia karena kita bisa bersinergi dengan baik dalam peningkatan kompetensi guru Madin melalui akselerasi baca Kitab kuning. Kita berharap program kegiatan ini bisa berkelanjutan sehingga anak anak kita di Madin akan bisa memahami Kitab kuning dengan metode Ibtidai,” ujarnya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari mulai Senin sampai Selasa, 27 s.d 28 Nopember 2023 menjadi bagian untuk menjaga tradisi Pesantren dengan tafaquj fiddin melalui pemahaman Kitab kuning. Menjaga dan merawat tradisi lama yang baik ini sangat penting. Namun kita juga tidak boleh apatis dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu dasyat. Oleh karena itu sebagai pengelola.
“Madin juga gurunya diharapkan agar bisa mengakses teknologi dan informasi, termasuk yang menjadi kewajiban kita bersama yaitu, emis 4.0,” pungkas Akhmad Sururi.
Sebagai narasumber dalam kegiatan akselerasi kitab kuning metode Ibtidai adalah Kyai Mujahidin Rohman dari Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Jepara. Beliau menyampaikan permulaan cara mengajar Kitab kuning dengan makba gandul atau utawi iki dan iku. Seluruh peserta sebanyak 60 peserta mengikuti dengan khidmat. *(Red)
Editor : Elisa Nurasri