Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang yang Bunuh 12 Orang, Kini Ditangkap Polisi

Jejak kejahatan sang dukun pengganda uang akhirnya terbongkar

BANJARNEGARA (pelitaindo.news) – Tohari alias Mbah Slamet (45), pria di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), yang mengaku bisa menggandakan uang, kini ditangkap polisi.

Kapolres Banjarnegara Hendri mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka, korban berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Berawal dari tewasnya PO (53), jejak kejahatan sang dukun pengganda uang akhirnya terbongkar. Ia diduga menghabisi nyawa sebelas orang lainnya. Selain PO yang merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat, terdapat pula seorang korban dari Palembang dan dua orang dari Yogyakarta.

Kepala Bidang Dokkes Polda Jateng Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti menyebut pihaknya akan melakukan pemeriksaan jenazah itu.

Penggalian kuburan korban dilakukan sejak Senin siang (3/4/2023). Hingga pukul 15.00 WIB, petugas mengevakuasi 10 jenazah. Terdapat beberapa mayat yang dikubur dalam satu lubang.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menerangkan, tersangka yang berjanji bisa menggandakan uang ini awalnya akan mengajak para korban untuk melakukan ritual. Slamet mengajak korban menuju kebun dengan jalan kaki sekitar 500 meter melewati jalan setapak berbatu dan perkebunan kol. Sesampai di lokasi, tersangka memberi minuman ringan kepada korban, yang ternyata sudah dicampur cairan potas.

“Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas),” kata Slamet.

Menurut Slamet, korban akan tewas hanya dalam waktu lima menit setelah meminum cairan yang diberikan. “Kalau sudah betul-betul mati baru dikubur. Kalau belum mati enggak berani ngubur,” ujar Slamet yang mengaku melakukan itu seorang diri.

Selain dicampur potasium, cairan juga dicampur dengan obat penenang. Saking cepatnya reaksi campuran minuman itu, Slamet, menyebutnya sebagai cairan ajaib.

“Potas memang ajaib,” ujar Slamet tanpa menjelaskan maksudnya. Setelah memastikan korban meninggal, Slamet segera menggali lubang untuk mengubur para korban.

“Total sampai saat ini (korbannya) 12 orang,” kata Hendri di lokasi kejadian, Selasa petang 4-4-2023. (Sumber ; Kompas.Com)