Kemiskinan di Jember Menjadi Sorotan Gus Fawaid

Gus Fawaid sarasehan di Desa Gelang dan Yosorati

JEMBER (pelitaindo.news) – Dalam kegiatan sarasehan di Desa Gelang dan Yosorati, Gus Fawaid menyoroti pengentasan kemiskinan berdasarkan data BPS Jember yang dikutip Gus Fawait -sapaan akrabnya, trend jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jember selama periode Maret 2022-Maret 2023 bertambah sebanyak 3,73 ribu jiwa. Dari 232,73 ribu jiwa pada Maret 2022 menjadi 236,46 ribu jiwa pada Maret 2023.

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Jember dalam rentang waktu satu tahun tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen. Dari 9,39 persen pada Maret 2022 menjadi 9,51 persen pada Maret 2023.

Politikus yang santer disebut-sebut menjadi kandidat kuat calon bupati Jember di Pilkada 2024 ini berpendapat, segala persoalan yang tengah dihadapi Kabupaten Jember bermuara dari kemiskinan yang masih tinggi.

Apalagi, jumlah penduduk miskin di Jember menduduki peringkat kedua tertinggi se-Jawa Timur.

“Pengentasan kemiskinan itu nomor satu, karena banyak masalah di kabupaten ini yang bisa terselesaikan kalau kita bisa mengurai kemiskinan,” tutur Gus Fawaid.

Muncul tanda tanya, disaat persentase kemiskinan Jawa Timur, Kabupaten Jember justru bertambah. “Nah ini, ada yang salah di perencanaan dan perumusan belanja pemerintah APBD,” lanjutnya.

Dalam kacamata ekonom, pertumbuhan ekonomi Jember akan terus stagnan jika perencanaan belum dilakukan dengan baik. Berbagai faktor perlu dilakukan perencanaan ulang yang inovatif.

Gus Fawaid menjabarkan, penduduk miskin di Kabupaten Jember tidak ditangani dengan serius. Pemberian subsidi dan bantuan langsung kepada keluarga penerima manfaat hanya bersifat sementara dan senang sesaat.

“Enggak bisa merubah nasib dengan hanya memberikan subsidi saja. Jangka panjangnya lewat jalur pendidikan, misal sekolah gratis dan beasiswa,” urai pria yang tengah menempuh pendidikan doktor ilmu ekonomi di Universitas Airlangga (Unair) itu.

Sementara, investasi sektor riil juga belum berjalan. Aktivitas investor disebut bisa berdampak terhadap perkembangan pertumbuhan ekonomi secara langsung.

Logikanya, lanjut Gus Fawaid, investasi bertambah membuka lapangan pekerjaan baru. Pengangguran semakin berkurang sehingga pendapatan bertambah yang diikuti penurunan kemiskinan.

“Kenyataannya, Jember tidak dilirik investor karena akses transportasi saja kita kalah. Bandara mati, jalan tol gak ada, pelabuhan pun kita gak punya,” pungkas Presiden Laskar Sholawat Nusantara. (Erman)