PURWAKARTA (pelitaindo.news) – Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di Madrasah Aliyah Negri (MAN) Purwakarta selama dua tahun yang lalu. Kali ini, kurikulum merdeka diaplikasikan dalam sebuah festival kuliner khas sunda dan gelar budaya nasional bertema Hajat Demokrasi Festival Budaya dan Kuliner Lokal.
Kepala MAN Purwakarta, H. Wahyudin menyebut, kegiatan festival ini merupakan salah satu implementasi dalam pelaksanaan kurikulum merdeka yakni projek penguatan profil Pelajar Pancasila yang digabungkan profil pelajar Rahmatan Lil Alamin.
“Profil Pelajar Pancasila itu merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sedangkan profil pelajar Rahmatan Lil Alamin merupakan kebijakan dikeluarkan Kementrian Agama. Nah, Di MAN Purwakarta ini, Kami gabungkan keduanya,” ucap Wahyudin, kepada media seperti dilansir Kamis (12/10/2023).
Menurutnya, Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin merupakan dua profil yang saling melengkapi dan harmonis dalam menciptakan pelajar Indonesia yang unggul.
“Kedua profil ini memiliki kesamaan dalam hal mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, serta menghargai keberagaman dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ucap Wahyudin.
Maka melalui kegiatan festival ini, kata dia, implementasi yang sesuai dengan tujuan Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang ada di kurikulum merdeka.
“Dalam festival ini dimana paran siswa dapat berintegritas sesuai dengan minat dan bakatnya. Hari ini kami membuka stand-stand untuk mempertunjukan bahwa di sekolah kita belajar dan mempraktekan apa yang ada di teori, maka setiap mata pelajaran menyuguhkan stand sesuai dengan hasil karyanya,” ucap Wahyudin.
Ia memaparkan jika kurikulum merdeka memang diterapkan bukan by instraction tapi lebih menumbuhkan kreatifitas, ide dan gagasan siswa di sekolah.
“Oleh karenannya silakan memilih kreasi seperti apa karena siswa dan sekolahlah yang tahu persis bagaimana kondisi sekolahnya, bagaimana yang unik bukan karena diperintah,” ungkapnya.
Wahyudin menyebutkan pihak sekolah sangat mengapresiasi kreasi siswanya itu, apalagi semua ide gagasan dan tema yang memilih adalah siswanya sendiri.
“Bahkan dari segi anggaran, kami tidak banyak membantu. Siswa patungan sendiri dan mecari donatur. Alhamdulillah tadi Pak Kepala Kemenag Purwakarta, H. Sopian juga hadir,” ucapnya.
Atas segala upaya siswa ini, Wahyudin mengaku sangat bangga. Karena para siswa mampu membuat Hajat Demokrasi Festival Budaya dan Kuliner Lokal lewat festival ini.
“Kami sangat mendukung kreatifitas siswa ini karena ini sebagai upaya menumbuhkan literasi mereka dalam mengimplementasikan profil Pelajar Pancasila yang digabungkan profil pelajar Rahmatan Lil Alamin apalagi ini diikuti oleh seluruh siswa MAN Purwakarta dari semua tingkatan. Bukan hanya kreatifitas ini adalah bentuk kolaborasi untuk berbagai bidang. Dalam kurikulum merdeka festival seperti ini adalah upaya untuk membangun profil pelajar Pancasila dan profil pelajar Rahmatan Lil Alamin,” jelas Wahyudin.
Terpisah, Kepala Kemenag Purwakarta, H.Sopian mengatakan, Kurikulum merdeka di madrasah merupakan kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik untuk menentukan topik atau tema yang diminati dan ingin dipelajari serta metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan.
“Kurikulum ini juga berfokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi,” jelas Sopian.
Menurutnya, Projek penguatan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
“Ada enam dimensi profil pelajar Rahmatan Lil Alamin yakni berkeadaban, keteladanan, kewarganegaraan dan kebangsaan, mengambil jalan tengah, berimbang, dan lurus dan tegas,” ujar Sopian.
Penerapan kurikulum merdeka di madrasah, Sopian Berharap, dapat memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter siswa di sekolah, yaitu siswa yang memiliki pola pikir, bersikap dan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila yang universal dan menjunjung tinggi toleransi demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia, serta siswa yang memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang moderat (tawassu), seimbang (tawzun), dan lurus dan tegas (I’tidl), serta menjadi pelopor kebaikan untuk kebaikan bersama (qudwah).
“Dengan demikian, kurikulum merdeka di madrasah merupakan salah satu strategi pendidikan agama di era global yang dapat dilakukan dengan mengembangkan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin sebagai ciri khas kompetensi keagamaan di madrasah,” ucap Sopian. ***