Keluh-kesah Penjahit Jalanan di Tasikmalaya Selama Pandemi Covid-19 dan PPKM

Modusinvestigasi.online, Tasikmalaya – Sebagai kepala keluarga, kang Elan selalu meredam kehawatiran sang istri, dengan mengatakan bahwa pemerintah memberlakukan pengetatan berbagai aturan selama Pandemi ini, melindungi warga masyarakat agar terjaga dari wabah yang katanya “menakutkan”, selain itu juga  tentu memikirkan nasib-nasib kita semua, kang elan sedikit berulah dan kini berbagai jenis bantuan sudah terbukti.

Kang Elan sendiri tak berharap banyak pada pemerintah selain untuk segera mengakhiri wabah corona ini dengan segera, ,Itu satu paragraf kalimat yang dilontarkan Elan Jaelani penjahit pinggir Jalan HZ Musthafa, di pusat Kota Tasikmalaya.

Saat ditemui ditempat dia melakukan aktivitas, Elan tampak semeringah, bukan tak beralasan karena kedatangan penulis yang tak terduga sebelumnya, katanya dari kemarin ingin menyampaikan  uneg-uneg yang tersimpan dihati, dan kini Alhamdulillah bisa diungkapkan, elan langsung pesan untuk dibuatkan secangkir kopi ditambah sebungkus rokok pada pemilik kios sebelahnya dan terus disodorkan  pada penulis, sambil terbesit kata, hanya ini mas (penulis) sebagai tanda persahabatan kita, ujar Elan.

Dalam pengakuannya, sejak pemerrintah kota kali pertama memberlakukan karantina wilayah selama dua minggu (14 hari) pada tahun 2020 ketika itu sempat dengan istrinya ada pertengkaran kecil. Terutama mengenai keperluan dan kebutuhan belanja sehari-hari.

Sebagai kepala keluarga, Elan selalu meredam kehawatiran sang istri dengan mengatakan bahwa pemerintah kota memberlakukan seperti itu. Tentunya juga memikirkan nasib warga masyarakatnya.

Sehari-dua hari berlalu, Elan mulai tersadar akan hati was-was seorang istri yang sebelumnya pernah dikatakannya. Kini terbukti biaya untuk belanja dan keperluan lain tak ada, sedangkan bantuan yang dijanjikan Pemkot tak pernah kunjung datang saat itu.

Alhasil cekcok/adu mulut sama istri hampir setiap hari terjadi siang dan malam. Elan menepis dengan berucap, “Maaf, mas, bukan mau umbar privasi, inilah kenyataan,” ujarnya.

Kegiatan untuk menopang kebutuhan, boleh dikata di pusat kota, kini sudah melonggar, khususnya dijalur Jalan HZ. Musthafa.

“Alhamdulillah pekerjaan menjahit setapak merangkak, termasuk bantuan pemerintah dari UMKM dan BST. Lumayan untuk menutupi keperluan yang dibutuhkan, termasuk melunasi beban pada tetangga yang peduli akan kekurangan keluargaku” keluhnya.

Bulan demi bulan tak terasa setahun berlalu sudah, tak ada lagi kata yang diimpikan, Pemerintah Pusat untuk secepatnya menyatakan NKRI terbebas dari Pandemi Covid-19, karena wabah ini menjadi mitos yang menakutkan. Hingga semua warga terdampak akibat dari pandemi yang memasung berbagai bentuk aktivitas kehidupan walau sesaat, namun sungguh menyakitkan, karena silaturahmi yang terjalin baik sama sodara, tetangga hampir terputus.

(M.rahmat/Is/MI)