Ramadhan sebentar lagi akan tiba dalam hitungan hari. Salah satu program yang rutin dijalankan di SMAN 1 Brebes adalah kegiatan Pesantren Ramadhan yang pada tahun ini dibesut dengan Festival Ramadhan bertemakan “Transformasi Ramadhan untuk Generasi Gen Z”.
Tema ini dilatarbelakangi dengan pemikiran bahwa generasi remaja saat ini yang disebut dengan gen Z memiliki beberapa kebiasaan buruk. Sikap malas dan ingin yang serba instan menjadi stigma buruk yang disematkan oleh generasi yang terlahir sampai tahun 2012.
Oleh karena itu bagaimana Pesantren Ramadlan hadir untuk komunitas mereka bisa melakukan proses perubahan menuju kecintaan dan rasa beragama yang tinggi ? Disinilah menjadi titik tekan bahwa agama bukan sekedar ritual formal, namu dibalik ritual formal tersebut memiliki makna yang sangat bermanfaat untuk kehidupan. Dengan demikian agama hadir tidak lantas memasung seseorang dalam kesulitan atau kesusahan dalam menjalani kehidupan. Justru agama hadir untuk memberikan kemudahan dalam hidup dengan tujuan bahagia dunia akhirat.
Untuk mencapai hal tersebut tentu membutuhkan tahapan proses perubahan dengan mengubah mindset remaja generasi Z. Salah satunya dengan kegiatan keagamaan dengan menu ajaran dan tradisi yang bisa dinikmati dan disenangi oleh mereka. Sehingga mereka tidak bosan dalam menjalani ritual agama dengan semakin meningkat (taraqi) dalam kualitas beragama. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan beribadah dan semakin sering ke masjid serta dengan berbagai macam kegiatan keagamaan di masyarakat.
Namun demikian peningkatan ibadah harus diimbangi dengan pemahaman makna dan hikmah dalam beribadah. Sehingga tidak terjebak pada makna ibadah yang bersifat parsial. Seorang remaja yang sering ke masjid bisa dinilai menjadi orang yang saleh ritual. Akan tetapi bisa jadi ada perilaku yang menyimpang dari syariat di luar dirinya melakukan sholat di masjid.
Lebih dari itu dalam hal ritual ibadah diharapkan bisa memberikan makna ibadah bukan sekedar menggugurkan kewajiban, namun nilai ibadah akan menjadi karakter yang menyatu dalam dirinya. Oleh karena itu pembentukan karakter keberagaman yang komprehensif dibutuhkan proses pemahaman keagamaan yang moderat.
Maraknya kenakalan remaja mulai dari tawuran pelajar, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan tindakan kriminalitas lainnya disebabkan karena antara lain lemahnya pendidikan keagamaan bagi mereka. Kecenderungan kepada kehidupan hedonisme serta konten yang jauh dari nilai nilai agama menjadikan mereka masuk dalam komunitas remaja lepas dari kendali moral. Pengaruh medsos juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku remaja. Sehingga beberapa insiden kriminalitas dilatarbelakangi karena konten medsos yang menyesatkan dan merusak generasi bangsa.
Oleh karena itu kehadiran Pesantren Ramadhan pada lembaga pendidikan formal setingkat SMP dan SMA menjadi sangat penting dan mendesak. Hal tersebut tentu sesuai dengan surat edaran pemerintah yang menganjurkan lembaga pendidikan pada bulan Ramadhan memperbanyak kegiatan keagamaan.
Melalui Pesantren Ramadhan ini diharapkan para peserta dari lembaga pendidikan formal mendapatkan penghayatan nilai ajaran agama dengan baik. Mereka mendapatkan pengetahuan agama sekalipun dengan singkat tapi pengetahuan tersebut diwujudkan dalam amaliah dan kehidupan sehari-hari. (*)