JAKARTA (pelitaindo.news) – Untuk membongkar tabir kematian misterius Brigadir Polisi Yose F Siahaan Anggota Brimob Detasemen I Sorong yang diduga dilakukan istri teman selingkuh ibunya yang terjadi 29 Agistus 2018 di salah satu perimajan di Kota Sorong hari ini Rabu (17/05) PN Sorong menggelar sidang untuk mendengarkan saksi mahkota yang biasa dipanggil O (10). Anak satu-satunya dari pasangan terduga pelaku A dan Brigpol Yose sebagai saksi mahkota melalui sidang Daring yang difasilitasi Kejari Jakarta Selatan.
Sidang tertutup untuk umum yang hanya saksi terlindung didampimgi oleh keluarga dan LPSK ini berjalan lebih dari dua jam persidangan sebelum mendengarkan saksi dari keluarga Pdt. Rudy Siagian oppung (kakek) saksi anak yang selama ini mengasuh terlindung semenjak acaranya meninggal.
Sidang saksi mahkota anak yang dipimpin hakim majelis Beauty Dietje Elisabet Sima Tauw, SH, MH memandang perlu untuk mendengar saksi anak yang melihat, mendengar atas peristiwa untuk digali keterangannya yang dihadirkan Jaksa penuntut umum.
Peristiwa kematian BrigPol Yose Siahaan semula dilaporkan istriya kepada Polisi tanggal 29/08/2018 bahwa Brigpol Yose meninggal akibat gantung diri dengan seutas kabel listrik di pintu rumahnya namun menurut keterangan saksi anak bahwa kematian ayahnya bukanlah karena gantung diri melainkan karena dianiaya, diipukul kepalanya di bagian belakang yang diduga dilakukan teman selingkuh ibunya lalu diseret dan digantung dengan kabel listrik di pintu seolah-olah korban gantung diri.
Setelah peristiwa kematian Brigpol.Yose Siahaan dilaporkan ke Polisi da setelah Polisi menemukan dua alat bukti yang cukup termasuk keterangan ahli dam Forensik Msbes Polri dan pemeriksaan dari Kompolnas kemudian di akhir bulan Agustus 20l9 istri dan selingkuhannya oleh Polres Sorong ditetapkan sebagai tersangka namun terduga pelaku tidak ditangkap dan tidak ditahan karena menurut penasehat hukum yamg konon lebih dari 30 pengacara yang menilai status tersangkah tidak memenuhi unsur bukti sehingga status tersangkah tidak sah dan tidak perlu ditahan, Jelas Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait kepada sejumlah media di Jakarta usai menghadiri sidang tertutup melalui daring di Kejari Jakarta Selatan Rabu (17/05).
Arist melanjutkan, mengingat tidak ditemukannya saksi yang melihat dan mendengarkan kejadian pembunuhan itu untuk sekian kalinya berkas perkara dikembalikan oleh Kajari Sorong,
Berjalan dengan waktu berkas perkara akhirnya parkir di Polres Sorong dan hampir-hampir saja berkas perkaranya dihentikaan, tambah Arist.
Lebih lanjut Arist Merdeka menjelaskan, setelah mempelajari berkas perkara itu, akhirnya Komnas Perlindungan Anak melakukan investigasi terhadap perkara ini dengan mendatangi penyidik Polres Sorong, Kasipidum Kejari Sorong serta Kapolda Papua Barat dan para pemangku kepentingan anak di Papua Barat untuk memastikan perkara ini berlanjut dan menyepakati menghadirkan saksi anak sebagai saksi mahkota setelah diperiksa oleh tim psikolog imdependen dari LPSK dan Komnas Perlindimgan Anak yang kemudian berkas pekaranya ditarik dan diambil alih berkas perkaranya ke Polda Papua Barat untuk ditangani, barulah kasus ini berjalan.
Setelah berkas perkaranya ditangani Direskrimum Polda Papua Barat dan telah pula memeriksa saksi mahkota Anak, akhirnya dua tersangka ditahan dan berkasnya dilimpahkan ke Kejari Sorong dengan sangkahan melanggar ketentuan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP, subside kedua Pasal 35 jo pasal 55 dan pasal 56 KUHP kemudian dengan UU RI No. 23 tahun 2004 dengan ancaman hukuman seumur hidup atau pidana hukuman sekurang-kurannya hukuman mati dan pengadilan sedang berjalan memasuki pemeriksaan saksi termasi saksi mahkota anak, jelas Arist.
Untuk mengawal proses hukum ini mulai dari pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan putusan Majelis Hakim PN Sorong akan menurunkan Tim Litigasi dan Advokasi untuk Rehabilitasi Sosial Anak Komnas Perlindungan Anak di Sorong dan Manokwari, untuk memastikan perkara ini berjalan berkeadilan bagi korban dan pelaku, Komnas Perlindungan meminta masyarakat Papia Barat untuk ikut mengawalbran memantau sidang kasus kematian Brigpol Yose Siahaan agar peristiwa yang sama tidak terjadi, dan meminta Majelis Hakim PN Sorong memutus perkara ini seadil-adilnya, pinta Arist. (Red)