CIAMIS (Pelitaindo.news) – Sebuah transformasi signifikan sedang berlangsung di Balai Benih Ikan (BBI) Pamarican. Tiga unit kolam yang sebelumnya digunakan untuk budidaya udang galah, kini disulap menjadi fasilitas pembibitan ikan modern berstandar tinggi. Kunci transformasi ini adalah pemasangan liner geo membran teknologi yang mengubah kolam tanah konvensional menjadi infrastruktur yang lebih terkontrol, efisien, dan ideal untuk produksi benih unggul.
Alih fungsi ini bukan sekadar perubahan komoditas, melainkan sebuah strategi jangka panjang untuk menciptakan kemandirian dan memutar roda ekonomi lokal. Fokusnya kini bergeser ke pembibitan ikan lele dan nila, dua komoditas yang menjadi andalan pembudidaya di Kabupaten Ciamis.
Mengakhiri Ketergantungan, Membangun Kemandirian dari Hulu
Selama ini, BBI Pamarican masih menggantungkan pasokan benihnya dari BBI Sukamaju. Pola ini akan segera berakhir. Dengan kolam geo membran yang dirancang khusus untuk proses pembenihan, BBI Pamarican dipersiapkan untuk memproduksi benih sendiri.
“Ini adalah langkah strategis menuju kemandirian. Dengan memiliki fasilitas pembibitan yang memadai, BBI Pamarican tidak lagi hanya sebagai unit pendederan, tetapi akan menjadi sentra penghasil benih berkualitas untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri,” tegas **Aris Andriani, S.Pi., M.Si., Kepala Bidang PPSDP Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis.
Menurutnya, kemampuan memproduksi benih secara mandiri adalah fondasi utama ketahanan pangan. Ketersediaan bibit yang terjangkau, sehat, dan bersertifikat di tingkat lokal akan mendorong minat dan kapasitas pembudidaya, yang pada akhirnya meningkatkan produksi ikan konsumsi. Selasa (9/12/2025).
Dampak Berantai: Pangan, Ekonomi, dan Visi Bupati
Efek dari program ini dirancang untuk bersifat multiflier. Pertama, dari sisi ketahanan pangan, siklus produksi yang dimulai dari pembibitan di dalam wilayah akan memperpendek rantai pasok dan menjamin ketersediaan stok.
Kedua, dari sisi ekonomi, tercipta sebuah ekosistem yang berputar di dalam wilayah Pamarican. “Tujuannya jelas, agar ekonomi bergerak dan nilai tambahnya dinikmati oleh masyarakat Pamarican sendiri. Dari produksi benih, pembesaran, hingga pemasarannya. Potensi lahan kita masih luas, ini baru awal dari optimalisasi yang berkelanjutan,” papar Aris.
Dampak ekonomi ini juga diproyeksikan berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis, seiring dengan meningkatnya aktivitas produksi dan transaksi di sektor perikanan budidaya.
Ketiga, program ini merupakan implementasi nyata dari visi misi Bupati Ciamis tentang ketahanan pangan. Dengan memiliki fasilitas pembibitan berstandar, BBI Pamarican ditransformasi menjadi salah satu ujung tombak dalam mewujudkan swasembada pangan berbasis protein hewani.
Geo Membran: Investasi untuk Standar dan Keberlanjutan
Pilihan menggunakan geo membran menunjukkan komitmen pada kualitas dan keberlanjutan. Material ini membuat kolam lebih kedap, mencegah hilangnya air dan nutrisi, serta mempermudah kontrol terhadap kualitas air dan penyakit. Standar yang tinggi dalam pembibitan ini menjadi jaminan awal bagi dihasilkannya benih ikan yang unggul dan tahan penyakit.
“Kolam yang memenuhi standar adalah prasyarat untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. Inilah yang kita bangun di BBI Pamarican, sebagai bentuk layanan terbaik kami kepada pembudidaya dan kontribusi untuk kemandirian pangan daerah,” tutup Aris Andriani.
Transformasi di BBI Pamarican ini adalah sebuah narasi optimisme. Ia bercerita tentang bagaimana sebuah unit pelayanan publik berinovasi, beralih dari ketergantungan menjadi produsen mandiri, dan menempatkan diri sebagai penggerak utama ekonomi lokal yang berkelanjutan, demi mewujudkan Ciamis yang lebih sejahtera dan berdaulat pangan. (Nana S)
