pelitaindonews, Bogor – Sekretaris Desa Leuwibatu, Ahmad Guntur mengungkap bahwa longsor di wilayahnya berdampak pada pengairan pertanian warga.
“Ada sekitar 100 hektare lahan pertanian kelompok tani Jaya Subur yang airnya bermasalah akibat kejadian tersebut,” tuturnya.
Menurut Guntur, awalnya longsor hanya sepanjang satu meter. Warga pun sempat berswadaya memperbaiki jalan tersebut.
Lantaran hujan terus menerus, longsor semakin parah dan meluas sehingga memutus jalan tersebut.
“Beruntung para petani padi baru beres panen, sebagai antisipasi agar perekonomian tidak terganggu, diharapkan segera diperbaiki,” harapnya.
Diketahui, jalan penghubung antar Kecamatan Rumpin dengan Leuwisadeng di Desa Leuwibatu yang sempat terputus pada 11 Mei 2021 lalu, kini tengah diperbaiki sementara. UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Wilayah V Leuwiliang pun mengusulkan perbaikan jalan tersebut di tahun 2021 ini.
“Kita usulkan di anggaran tahun ini, dengan harapan jalan ini memadai dan dapat dilalui,” ujar Kepala UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Wilayah V Leuwiliang, Eko Sulistio saat meninjau lokasi jalan yang terputus akibat longsor tersebut (28/5/2021).
Untuk sementara, pihaknya memasang tanggul dan Box Culvert guna menampung dan melancarkan saluran air di jalan yang berada di Kampung Cilambur, Desa Leuwibatu itu.
Hal itu dilakukannya sebagai antisipasi tanggap darurat bencana alam yang dikhawatirkan semakin parah.
Menurut Eko, jalan tersebut merupakan akses utama warga setempat, khususnya yang bergerak di bidang perkebunan dan pertanian.
(Veronica)