INDRAMAYU (Pelitaindo.news)- Mapag Sri adalah salah satu adat/budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Sunda yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Mapag Sri apabila ditilik dari bahasa Jawa halus mengandung arti menjemput padi. Dalam bahasa Jawa halus, mapag berarti menjemput, sedangkan Sri dimaksudkan sebagai padi. Maksud dari menjemput padi adalah panen. Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha Esa karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.
Desa Mulyasari kecamatan Bangodua kabupaten Indramayu Jawa Barat pada Sabtu (29/04/2023) melangsungkan pesta adat Mapag Sri dengan hiburan pergelaran wayang kulit di halaman balai desa Mulyasari, yang dihadiri secara langsung oleh Forkompimcam Kecamatan Bangodua.
Kuwu Mulyasari Kasnita menjelaskan, adat dan budaya Indonesia sangat beranekaragam, karena begitu banyak warisan dari para leluhur kita.
“Kita sebagai generasi penerus sudah sepantasnya dan sepatutnya untuk melanjutkan tradisi adat dan budaya yang dari dulu telah ada, karena hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan karakter dan jati diri kita,” ujarnya.
Kuwu Mulyasari menambahkan, di Indramayu sendiri khususnya di Desa Mulyasari sudah menjadi tradisi dan sering kita laksanakan tiap tahunnya, salah satunya yang pada hari ini kita laksanakan yaitu acara adat desa Mapag Sri.
“Acara ini merupakan bentuk syukur kita kepada allah swt serta menjalin tali silaturahmi antar warga masyarakat sehingga tercipta kondisi yang saling asah asih dan asuh,” tambahnya.
Disamping itu Kuwu Mulyasari berharap ketika panen di Desa Mulyasari semoga hasil yang melimpah dan dapat dilancarkan.
“Dan kami minta do’a dukungan kerjasamanya yang baik untuk membangun desa Mulyasari yang kita cinta,i menjadi lebih baik lagi demi terciptanya desa yang Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat (BERMARTABAT),” jelas Kasnita.
Sementara itu Camat Bangodua Raden Mas Wahyu Adhiwijaya, S.STP M.Si mengatakan, kegiatan Mapag Sri bukanya berbicara akan dimulainya panen raya, namun melalui kegiatan itu tumbuh silaturahmi dan rasa kekeluargaan di Desa Mulyasari dapat meningkatkan dan terus kompak dalam bercocok tanam.
“Melalui kegiatan Mapag Sri ini akan tumbuh rasa persaudaraan kekompakan yang akan menjadi kekuatan para petani di Desa Mulyasari dalam melakukan cocok tanam,” katanya. (Prapto/Herman Tongol)