KPAI Tak Rekomendasi PAUD Tatap Muka

Modusinvestigasi.Online, DEPOK – Gonjang ganjing penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mendapatkan sorotan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terutama bagi murid yang usianya di bawah 12 tahun, baik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun Sekolah Dasar (SD). Pasalnya belum menerima vaksinasi covid-19.

Komisioner KPAI, Retno Listiyarti menegaskan bahwa tidak merekomendasikan PTM bagi anak yang usianya di bawah 12 tahun. Karena tidak mendapatkan vaksinasi, sebab bukan hanya guru semata yang diprioritaskan vaksin.

”Kami mendorong vaksin bagi anak usia 12 tahun ke atas, kami juga tidak merekomendasikan PTM bagi anak usia di bawah 12 tahun. Karena belun dapat vaksin, seperti PAUD sampai SD,” tegasnya.

Menurutnya, pemerintah juga harus segera memfasilitasi anak usia di bawah 12 tahun, sehingga murid yang berusia di bawah 12 tahun bisa melangsungkan PTM. Bila guru dan murid divaksin secara maksimal, tentu orang tua akan percaya serta memberikan izin anaknya bersekolah secara langsung.

”Ini untuk kekebalan imunitas yang harus mencapai 70 persen. Kalau hanya guru itu 10 persen, kalau guru dan murid bisa capai 70 persen,” ungkap Retno.

Sejauh ini yang siap menatap PTM hanya berada di kota besar karena capaian vaksinasinya maksimal, sehingga sudah banyak yang tervaksin. Memang diketahui, pemerintah telah memberikan kelonggaran bagi daerah yang telah memberlakukan PPKM level 3 untuk menerapkan PTM dengan capaian vaksinasi yang baik, sehingga bisa membentuk herd immunity di lingkungan sekolah.

Sementara, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Rezky M Noor mendukung penuh diterapkannya PTM. Tetapi wajib menerima vaksin, sehingga tidak menjadi ancaman buat murid maupun guru. Kemudian peran pejabat wilayah, lurah dan camat harus mengantongi data pelajar di wilayahnya yang telah divaksin.

”Semua harus bergerak. camat dan lurah koordinasi dengan pihak sekolah dan RT RW, turun langsung ke lokasi yang belum tervaksin,” tegas Rezky.

Menurutnya, peran camat dan lurah juga penting dalam memberikan perkembangan data anak yang belum dan sudah menerima vaksinasi. Tentunya, ini akan membantu percepatan pencapaian vaksin.

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan untuk memberikan kepercayaan kepada orang tua yang telah mengizinkan anaknya bersekolah secara langsung. Pihak sekolah wajib menyediakab prasarana protokol kesehatab serta melatih murid dengan adaptasi kebiasaan baru.

(Vhe/MI)