Beranda Nusantara Cegah Konflik Sosial Keagamaan, Kemenag Kabupaten Bandung Gelar FGD

Cegah Konflik Sosial Keagamaan, Kemenag Kabupaten Bandung Gelar FGD

114
Kemenag Kabupaten Bandung Gelar FGD Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan

BANDUNG (Pelitaindo.news) — Dalam upaya memperkuat deteksi dini terhadap potensi konflik sosial berbasis keagamaan, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bandung menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan”, Kamis (10/7/2025). Kegiatan ini berlangsung di Balai Nikah KUA Ciparay.

FGD ini diikuti oleh berbagai elemen strategis, antara lain jajaran Kemenag Kabupaten Bandung yang diwakili oleh Kasubag TU H. Asep Sefulloh, S.Ag., Kasi Bimas Islam Dr. H. Abdul Hanan, M.Ag., para kepala KUA, penyuluh agama, perwakilan ormas Islam, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Dalam sambutannya, Kasi Bimas Islam Dr. H. Abdul Hanan menegaskan bahwa forum ini merupakan bagian dari implementasi program prioritas Kemenag RI, khususnya dalam aspek pencegahan konflik sosial keagamaan. FGD ini juga menjadi tindak lanjut dari arahan Menteri Agama melalui Program Asta Protas.

“Konflik yang berkembang saat ini, baik antarumat seagama maupun antarpemeluk agama yang berbeda, kerap dipicu oleh perbedaan pemahaman keagamaan. Forum ini menjadi ruang penting untuk menyamakan visi dalam menjaga kerukunan dan kondusifitas sosial,” ungkapnya.

Dr. H. Abdul Hanan, M.Ag., Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Bandung

Ia menambahkan, keberagaman di Kabupaten Bandung merupakan modal sosial besar untuk membangun harmoni. Karena itu, forum seperti ini tidak hanya sebagai langkah antisipatif, tetapi juga bagian dari ikhtiar kolektif untuk memperkuat silaturahmi, menyelaraskan persepsi, serta memperkuat pemahaman keagamaan yang moderat.

“Harapannya, dengan diskusi ini, kita bisa semakin kokoh dalam menjaga kerukunan umat dan mencegah gesekan sosial berbasis perbedaan keyakinan,” tegas Hanan.

Sementara itu, Kepala KUA Ciparay yang juga Ketua APRI Kabupaten Bandung, Drs. H. Ma’wan Rahayu, MM, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk memperkuat kapasitas para pelayan umat, khususnya penyuluh dan kepala KUA, dalam melakukan deteksi dini serta penanganan potensi konflik.

“KUA sebagai garda terdepan pelayanan keagamaan harus responsif terhadap dinamika sosial keagamaan di masyarakat. Forum seperti ini menjadi sarana yang tepat untuk berbagi informasi, menyatukan langkah, dan memperkuat jejaring antartokoh,” ujar Ma’wan.

FGD ini diakhiri dengan sesi diskusi terbuka, di mana para peserta menyampaikan pandangan serta masukan terkait isu-isu keagamaan di wilayahnya masing-masing, termasuk upaya-upaya strategis dalam menjaga kerukunan dan mencegah potensi konflik yang mungkin timbul. (Red/Nas)

Terima kasih atas Koemntar Anda. Ikuti terus kontens portal ini.