Bantuan Oksigen Pemprov Jabar Belum Bisa Penuhi Kebutuhan RSUD Cililin

Modusinvestigasi.Online, Ngamprah – Krisis kelangkaan oksigen masih di alami sejumlah rumah sakit di Kabupaten Bandung Barat  (KBB). Bantuan dari pemerintah provinsi Jawa Barat belum bisa memenuhi kebutuhan oksigen bagi pasien COVID-19 yang sedang dirawat.

Misalnya, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, ketersediaan oksigen tinggal 31 tabung. Padahal, kebutuhan per hari, ketika semua bed (tempat tidur) perawatan terisi penuh, mencapai 200 tabung oksigen/hari.

Dirut RSUD Cililin, Dokter Siti menyebutkan pihaknya mendapatkan bantuan pasokan oksigen dari RSUD Cikalongwetan yang merupakan posko oksigen di KBB.

Bantuan tersebut berasal dari posko oksigen Jabar yang berjumlah 10 oksigen/hari. Pembagiannya RSUD Cikalongwetan 4 tabung, RSUD Cililin dan RSUD Lembang masing-masing 3 tabung.

“Tetap saja ada bantuan itu juga masih kurang. Makanya kami berharap bantuan oksigen dari Pemda KBB, provinsi, dan pusat bisa terus ditambah,” katanya kepada wartawan, Jumat 23 Juli 2021.

“Stok oksigen kita hari ini tinggal 31 tabung, kalau gak ada tambahan pasti kurang. Kami berusaha minta kiriman dari penyedia (distributor), walau kadang jumlah yang dikirim tidak sesuai permintaan,” tambahnya.

Dirinya bisa memahami, mengingat dalam kondisi saat ini permintaan suplai oksigen sangat tinggi. Kemampuan distributor pun terbatas karena harus memenuhi permintaan dari semua rumah sakit. RSUD Cililin memiliki empat distributor di Bandung dan satu di Cikarang.

Menurutnya, pasien Covid-19 menjadi prioritas dalam penanganan dan pemberian oksigen. Kebutuhan untuk satu pasien minimal 15 liter/menit atau sekitar 5 tabung yang berukuran 6 meter kubik/24 jam. Bahkan jika kondisi pasiennya sudah pada level kritis kebutuhannya bisa lebih.

“Kebutuhan 200 tabung oksigen per hari itu untuk mengcover semua pasien, tapi penderita Covid-19 jadi perhatian utama. Sekarang ini kalau kita minta kiriman, paling maksimal didrop sekitar 80 tabung/hari dari distributornya,” kata dia.

Disinggung soal ketersediaan tenaga kesehatan (nakes), Siti mengaku kekurangan. Akibatnya satu nakes yang semestinya melayani satu pasien Covid-19, kini bisa menghandel dua sampe tiga pasien.

(Red/MI)