Aksi Tauran Menewaskan 1 Pelajar di Parungkuda Sukabumi

Modusinvestigasi.Online, SUKABUMI – Satu Pelajar asal Parungkuda berinisial AM (17) meninggal dunia akibat luka bacok yang dideritanya, pada Kamis Malam (05/08/2021).

Kejadian tawuran yang terjadi di sekitar stasiun Parungkuda ini melibatkan dua sekolah SMK setempat dan sekolah dari wiliyah Cisaat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari kepolisian, tawuran tersebut terjadi pada malam hari saat warga sudah tidak beraktivitas diluar. Korban meninggal diduga akibat terluka parah dibagian bahu Sebelah kiri yang membuat nyawanya tak tertolong akibat pendarahan.

Pihak kepolisian mengetahui adanya tawuran pelajar setelah setelah mendapat informasi dari masyarakat sekitar. Kanit Reskrim Polsek Parungkuda Bripka Budi, saat dihubungi wartawan membenarkan kejadian tersebut.

“Betul, kejadian malam hari tadi, Rencananya hari ini akan dilakukan otopsi di rumah sakit Sekarwangi, “singkatnya.

Untuk menindaklajuti kejadian ini, jajaran Polsek Parungkuda di back up oleh Polres Sukabumi sedang melakukan penyelidikan dan mencari keterangan untuk ungkap para pelaku. Sejumlah saksi dilapangan akan dimintai keterangan terkait kejadian ini.

“Kami terus melakukan penyelidikan untuk kasus Ini,” tandasnya.

Sementara itu pemerhati Sosial Peri Permana menanggapi kejadian tersebut mengatakan, tawuran ini merupakan peringatan keras bagi orang tua dan petugas keamanan, pasalnya kejadian ini terjadi pada saat PPKM sedang berlangsung dan sekolah dilakukan secara Online.

“Saya rasa para pelaku harus diberikan saksi keras untuk pelaku tawuran pelajar yang akhir-akhir ini semakin meresahkan masyarakat, “terangnya.

Rasa prihatin dirasakan jajaran kepolisian atas ulah para pelajar, khususnya SMK, yang sering terlibat tawuran perlu perhatian. Tentunya, dirinya menilai masalah tawuran pelajar ini butuh kepedulian semua pihak.

“Hal paling mendasar untuk mengurangi terjadinya tawuran pelajar adalah peran orang tua siswa itu sendiri,” paparnya

Menurut Peri, orang tua harus mau untuk terus-menerus menasehati dan mengawasi putra-putri mereka untuk tidak melakukan hal-hal negatif. Sedangkan pihak sekolah, juga memiliki peran yang sangat penting. Namun, karena ini masa PPKM tentunya yang paling kunci adalah peran orang tua.

“Pendidikan etika dan moralitas harus terus ditanamkan kepada generasi muda yang sedang mencari jati dirinya, misal pendidikan keagamaan juga tidak boleh ditinggalkan, agar para remaja ini menjadi anak-anak yang bertakwa, berakhlak baik, dan beradab. saya rasa Kepolisian sendiri sudah melakukan langkah-langkah, mulai dari langkah preemtif, preventif, dan represif,” tukasnya.

(Veronica/Sampati/MI)